Griya Schizofren, Dampingi Orang Dengan Masalah Kejiwaan
Dunia makin edan! Kalimat ini pasti sering kita dengar, bahkan sejak zaman dulu. Sampai-sampai ada beberapa lagu yang tercipta, yang menceritakan tentang kondisi zaman yang kian edan ini. Kenyataannya memang seperti itu. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi dan masuknya era globalisasi. Tak hanya kemampuan otak dan skill saja yang harus diperkuat, namun mental juga.
Mental yang lemah akan membuat seseorang mudah stres, hingga
mengalami depresi. Jika kondisi ini terus dibiarkan dan tidak segera ditangani,
orang tersebut bisa saja mengalami gangguan kejiwaan. Makanya saat ini isu
mengenai kesehatan mental sering diangkat, dan menjadi topik hangat yang sering
diperbincangkan di berbagai forum. Seiring
dengan pesatnya perkembangan zaman, ternyata hal ini juga dapat mempengaruhi
kondisi psikologis manusianya.
Walaupun kelihatannya sering menimpa orang dewasa, namun
stres dan masalah kejiwaan juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Bahkan
ada studi yang menunjukkan bahwa remaja sekarang lebih mudah stres, dan ada
kemungkinan angkanya akan mengalami peningkatan seiring perkembangan zaman.
Menurut data Kemenkes, penyebab stres pada remaja bisa bermacam-macam,
diantaranya ada yang disebabkan karena tekanan atau masalah dengan orang tua,
masalah dengan pacar, pusing dengan banyaknya pelajaran, tugas, dan kegiatan di
sekolah, bermasalah dengan teman, perasaan bersaing dengan saudara, serta persoalan
di media sosial, seperti cyberbullying.
Sedangkan pada orang dewasa, stres bisa dipicu karena
perasaan takut dan khawatir mengenai kondisi keuangan atau pekerjaan, hubungan
dengan pasangan, keluarga, dan teman, serta bisa juga karena masalah kesehatan.
Kenali Stres dan Masalah Kejiwaan
Dikutip dari alodokter.com, stres merupakan reaksi tubuh
ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi baru. Reaksi tubuh terhadap
stres bisa berbeda-beda, ada yang positif, dan ada juga yang negatif. Reaksi
positif dapat berupa kemampuan tubuh untuk beradaptasi, dan bahkan makin
termotivasi dalam menghadapi tantangan. Sedangkan reaksi yang negatif dapat
berupa rasa cemas dan takut, yang berlebihan, dan terkadang disertai dengan
berbagai keluhan fisik.
Gejala stres yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung cara
seseorang menyikapinya. Terkadang ada juga orang yang tak menyadari jika
dirinya sedang mengalami stres. Stres sendiri terbagi menjadi dua, yaitu akut
dan kronis. Jika stres terjadi dalam jangka waktu yang pendek, dan mudah
ditangani, maka ini disebut dengan stres akut. Namun jika stres tersebut
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dan butuh penanganan serius, ini
disebut stres kronis. Stres kronis jika tidak segera ditangani, dapat
menimbulkan masalah kejiwaan.
Jika tubuh sedang mengalami stres, bisa ditandai dengan perubahan
bentuk fisik dan juga mental. Perubahan emosi, seperti mudah gusar, suasana
hati yang berubah-ubah, bingung, murung, sulit menenangkan pikiran, lalu
perubahan perilaku, seperti sikap gugup, jalan mondar mandir, perubahan pola
makan, merokok dan minum minuman beralkohol, kemudian perubahan kognitif,
seperti sulit fokus, sering lupa, pesimis, serta perubahan fisik, seperti
gangguan tidur, tubuh gemetar, pusing, mual, lemas, hingga sembelit, dan diare.
Tentu saja stres yang dirasa berat dan berkepanjangan harus
segera mendapat penanganan dari dokter ahli. Karena jika dibiarkan
berlarut-larut, stres kronis atau yang biasa disebut stres berat ini akan
menjadi awal dari masalah lainnya, seperti gangguan kejiwaan. Sebaiknya
waspadai gejala stres berat yang timbul, agar dapat ditangani segera. Apalagi
di zaman sekarang, kondisi stres dianggap sesuatu yang lumrah dan sering tidak
disadari, hingga kondisi stresnya sudah sangat parah, dan butuh penanganan
khusus.
Cara Mengatasi Stres
Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi
stres. Salah satunya dengan cara curhat, atau membicarakannya dengan saudara
atau teman yang dianggap mampu membantu meringankan masalah yang dialami.
Hindari curhat dengan seseorang yang ‘toxic’, yang nantinya malah akan memperkeruh
masalah, dan bahkan dapat membuat masalah tersebut menjadi lebih berat lagi
Berikut beberapa cara mudah untuk mengatasi stres:
1. Curhat dengan Teman
Seperti yang sudah dijelaskan di atas,
curhat atau ngobrol dengan teman bisa menjadi salah satu cara untuk rilis
stres. Walaupun teman tersebut tidak dapat memberikan solusi untuk permasalahan
yang sedang dihadapi, paling tidak, dengan menceritakan masalah yang dialami,
dapat meringankan beban yang ada dipikiran, serta merasa mendapat dukungan dari
teman.
2. Mendengarkan Musik
Bagi yang suka mendengarkan musik, maka
cara ini bisa dilakukan untuk mengurangi stres. Kebanyakan musik yang tenang,
seperti musik klasik, atau suara alam dapat menenangkan pikiran, karena dapat
membuat hormon kortisol yang berhubungan dengan stres jadi berkurang.
3. Konsumsi Teh Hijau
Teh hijau terkenal sebagai salah satu minuman
yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tak hanya untuk diet dan kesehatan
fisik lainnya, teh hijau juga dapat memberikan efek menenangkan, karena
mengandung theanin yang menyebabkan otak lebih rileks.
4. Menonton Film
Cara lain untuk mengurangi stres adalah
dengan menonton film. Pilihlah film bergenre komedi yang dapat membuat tertawa.
Tertawa dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres.
5. Meditasi
Mungkin cara satu ini masih jarang
dilakukan atau kurang lumrah dilakukan bagi sebagian orang. Namun meditasi
diklaim dapat mengurangi stres. Bagaimana caranya meditasi? Bisa dengan cara
duduk rileks dan menarik napas dalam-dalam. Lakukan berulangkali, sambil
menfokuskan pikiran agar pikiran jadi lebih jernih. Cara lain adalah dengan
melakukan yoga atau tai chi.
6. Menjalani Hobi
Menjalankan hobi menjadi salah satu
cara yang paling menyenangkan untuk melepaskan atau mengurangi stres. Lakukan
berbagai kegiatan yang digemari dan senangi, seperti menjahit, menggambar,
memasak, traveling, dan lain-lain, yang dapat membuat perasaan tenang dan
nyaman.
7. Olahraga dan Istirahat yang Cukup
Cara satu ini mungkin juga jarang
dilakukan, karena kebanyakan orang yang sedang mengalami stres akan malas
berolahraga (kecuali bagi yang hobinya berolahraga), dan sulit tidur karena
pikirannya tak tenang. Namun untuk mengurangi stres, kedua caranya cukup
efektif, lho! Karena saat berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin dan
meningkatkan suasana hati. Begitupun dengan tidur. Istirahat yang cukup dapat
membuat pikiran tenang, sehingga tingkat stres pun bisa berkurang.
Namun jika berbagai cara ini masih belum bisa juga mengatasi
stres, jangan takut dan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
Sayangnya, mereka yang mengalami stres berat, masih jarang yang mau melakukan
konsultasi untuk menangani masalah mereka. Selain karena faktor biaya,
berkonsultasi ke psikolog dianggap sesuatu yang memalukan atau aib, akibat
stigma masyarakat kepada orang yang dianggap menyimpang dari norma sosial.
Makanya tak heran jika makin ke sini, jumlah orang yang
mengalami masalah kejiwaan makin meningkat. Dilansir dari kontan.co.id, berdasarkan
data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pengidap gangguan kesehatan mental usia
di atas 15 tahun di Indonesia meningkat 9.8%. Jika berdasarkan perhitungan
Badan BPS tahun 2018, diperkirakan sebanyak lebih dari 19 juta jiwa di
Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental.
Jangan Kucilkan, Namun Dampingi Orang
Dengan Masalah Kejiwaan
Tak banyak orang yang mau peduli dengan nasib orang yang
mengalami masalah kejiwaan. Bahkan ada juga diantara mereka yang tak mendapat
dukungan dari keluarganya sendiri. Namun tidak bagi Triana Rahmawati, Mahasiswi
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret
(UNS). Kepeduliannya terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) tak dapat
diragukan lagi. Ia bersama temannya Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari
mendirikan Griya Schizofren, sebuah rumah singgah bagi ODMK.
Triana Rahmawati, Penggagas Griya Schizofren |
Melalui Griya Schizofren, Triana dan teman-temannya memberikan
pendampingan masalah kejiwaan pada ODMK berdasarkan filosofi Social, Humanity
Friendly. Tujuan mereka sangat mulia, yaitu ingin menggugah kesadaran
masyarakat dan keluarga dalam menerima, serta lebih memperhatikan lagi dan
tidak mengucilkan para penderita ODMK.
For your information, schizophrenia atau schizofren
merupakan kondisi gangguan kejiwaan, dimana penderitanya mengalami halusinasi,
delusional, dengan pikiran dan perilaku yang kacau. Kondisi inilah yang membuat
masyarakat kemudian menjauhi ODMK. Hal menyedihkan yang menimpa para ODMK inilah
yang menyentuh hati Triana, gadis kelahiran Palembang tahun 1992.
Sebelum mendirikan Griya Schizofren, Triana dan temannya
mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa - Pengabdian Masyarakat UNS. Mereka
bertiga mengabdi pada Griya PMI, dan menginisiasi untuk melakukan pendampingan
ODMK. Dalam seminggu mereka bias mengunjungi dan berinteraksi dengan ODMK di
Griya PMI hingga 3-4 kali. Walau awalnya, hanya ada sekitar 10 mahasiswi yang
terlibat di Griya PMI, namun akhirnya jumlahnya bertambah menjadi sekitar 50
orang.
Baru pada Oktober 2014, Triana bersama teman-temannya
mendirikan Griya Schizofren. Awalnya Griya Schizofren bekerjasama dengan Palang
Merah Indonesia (PMI) dalam melaksanakan berbagai kegiatannya. Seiring dengan
berjalannya waktu, Griya Schizofren pun terus dikembangkan. Sejauh ini sudah
ada sekitar 200 ODMK yang mereka dampingi, baik yang berasal dari dalam Kota Solo,
maupun di luar Solo.
Griya Schizofren, berkegiatan bersama para ODMK |
Pendampingan yang dilakukan bisa berupa kegiatan harian,
seperti menemani mengobrol, bernyanyi, menggambar, kegiatan melipat kertas, sholat
berjamaah, atau buka puasa bersama saat Ramadan. Pendampingan ini tentunya
dengan melibatkan pihak keluarga penderita ODMK. Bahkan tak jarang mereka
menjadi penjembatan komunikasi antara para penderita dengan keluarganya.
Setelah Griya Schizofren berkembang dengan baik, sebuah
yayasan Youth Project pun dibentuk. Yayasan ini berdiri sebagai wadah resmi
untuk menggalang dana, maupun sebagai laboratorium riset guna menyempurnakan
pelayanan bagi para penderita schizofren. Selain itu, melalui wadah ini
dilakukan juga pembinaan bagi para relawan yang tergerak hatinya untuk
memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang ODMK.
Kepedulian
Terhadap ODMK Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards
Triana dengan Griya Schizofren raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 untuk kategori Kesehatan |
Kepedulian Triana dan teman-temannya terhadap para penderita
ODMK membawa nama mereka pada gelaran Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU)
Indonesia Awards di tahun 2017. Upaya dan semangat Triana dalam memberikan pendampingan
dan membantu para penderita ODMK dengan ikhlas melalui Griya Schizofren selaras
dengan semangat Astra untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas masyarakat
Indonesia melalui karsa, cipta, dan karya terpadu untuk memberikan nilai tambah
bagi kemajuan bangsa Indonesia.
For your information, SATU Indonesia Awards merupakan wujud
apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang
memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat
sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi,
serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Dalam SATU
Indonesia Awards 2017 lalu, Triana berhasil memperoleh apresiasi dalam kategori
Kesehatan.
Sebagai bentuk komitmennya dalam membawa Semangat Astra
Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia), tahun ini Astra kembali menggelar SATU
Indonesia Awards 2023, dengan mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”. Astra berharap,
program ini dapat memberikan dampak positif yang lebih besar, dan kontribusi
yang berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan yang ada di tiap daerah para
anak muda yang terlibat dalam SATU Indonesia Awards.
Terima kasih untuk Triana dan teman-teman yang telah peduli akan
nasib para penderita ODMK, yang telah membuka mata kita semua bahwa mereka yang
ODMK juga manusia, dan patut diperlakukan layaknya manusia, dan bukannya
dikucilkan. Terima kasih juga pada Astra yang telah membuat masyarakat
Indonesia jadi mengenal Triana dan para pahlawan muda lainnya. Semoga akan ada
banyak lagi pemuda lainnya yang ikut berkontribusi melakukan perubahan untuk
negeri tercinta ini. Aamiin.
Referensi:
Sumber data dan gambar: Canva, E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, alodokter.com, hellosehat.com, republika.id, mobitekno.com, jateng.disway.id, prodia.co.id.
0 comments