Rahmad Maulizar, Lebarkan Senyuman Anak Bibir Sumbing di Aceh
Tak ada manusia,
yang terlahir sempurna
Jangan kau
sesali, sgala yang telah terjadi
Kita pasti
pernah, dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini,
tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang
ada, hidup adalah anugrah
Tetap jalani
hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan
menunjukkan, Kebesaran dan Kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar, dan tak kenal putus asa
Tak
ada seorang pun yang ingin terlahir berkekurangan, baik fisik, mental, maupun materi.
Setiap orang ingin terlahir sempurna, ingin memiliki kondisi fisik yang
sempurna, mental yang baik dan kuat, otak yang cerdas, serta materi yang
berkecukupan dan hidup bahagia. Namun seperti yang disampaikan pada lagu “Jangan
Menyerah” yang dinyanyikan D’Masiv tersebut benar adanya, bahwa “tak ada manusia
yang terlahir sempurna”. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Sang Pencipta.
Mungkin
saja orang tersebut terlahir cerdas dan kaya, dengan fisik yang sempurna. Namun
bisa saja hatinya tak bahagia, atau memiliki perilaku yang kurang baik, sehingga
keberadaannya tak disenangi oleh orang yang ada di sekelilingnya. Setiap orang pasti
ada kelebihan dan kekurangannya. Anggaplah kelebihan yang kita miliki itu
adalah suatu anugerah, dan kekurangan itu sebagai ujian. Namun yang terpenting dari
semua itu, kita selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan, dan berusaha
melakukan yang terbaik.
Jangan
sampai kelebihan yang kita miliki membuat kita jumawa. Tapi sebisa mungkin dapat
bermanfaat bagi keluarga, orang lain, dan juga buat diri sendiri. Begitupun
dengan kekurangan yang ada. Jangan sampai hal ini membuat kita bersedih, minder,
bahkan kesal kepada Sang Pencipta. Berusahalah untuk memperbaiki diri, memaksimalkan
kelebihan, dan menggali potensi yang ada pada diri kita, sehingga dapat
menutupi kekurangan tersebut.
Mengenal
Bibir Sumbing
Kita
dianjurkan untuk mensyukuri apapun yang telah diberikan Sang Pencipta, dan bahkan
Allah SWT melaknat orang yang mengubah ciptaan-Nya (bentuk tubuh). Namun ada
beberapa hal yang dikecualikan atau diperbolehkan, selama itu untuk tujuan perbaikan
dan kesehatan, salah satu contohnya adalah memperbaiki bibir sumbing.
Bibir
sumbing merupakan kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah pada bibir,
baik yang letaknnya di kanan, tengah, maupun di bagian kiri bibir. Sayangnya, anak
yang terlahir dengan bibir sumbing jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Bahkan
negara kita menduduki peringkat ketiga dunia dengan kasus bibir sumbing
terbanyak. Fakta yang sangat menyedihkan tentunya.
Hingga
saat ini pencegahan terhadap bibir sumbing masih sulit dilakukan, karena
penyebab pastinya masih belum diketahui. Namun dilansir dari alodokter.com,
salah satu langkah agar terhindar dari risiko anak terlahir dengan bibir
sumbing adalah dengan melakukan skrining genetik terlebih dulu pada pasangan
sebelum mereka merencanakan kehamilan, terutama jika pada keluarga tersebut terdapat
riwayat bibir sumbing.
Sebenarnya
bibir sumbing ini bukan cuma masalah estetika atau bentuk wajah saja, namun
secara lebih luas bisa berdampak pada masalah kesehatan, psikologi, dan juga
lingkungan sosial si penderita. Anak yang terlahir dengan bibir sumbing akan
mengalami kesulitan menyusu, minum, dan makan, sehingga dapat mengganggu
pertumbuhannya. Penderita bibir sumbing juga akan mengalami gangguan
pertumbuhan gigi, serta kesulitan dalam berkomunikasi atau berbicara.
Untuk
itulah perbaikan terhadap bibir sumbing perlu dilakukan, karena dampaknya
sangat besar. Dan metode yang biasanya dijalankan untuk memperbaiki bibir
sumbing adalah dengan cara operasi. Sayangnya, tak semua keluarga dengan anak
bibir sumbing memiliki kemampuan ekonomi yang mencukupi untuk melakukan
operasi. Sehingga tak jarang, orang tua atau keluarga yang pasrah atau akhirnya
melakukan pembiaran terhadap masalah ini.
Penderita Bibir Sumbing Itu Kini
Lebarkan Senyuman Anak Bibir Sumbing Lainnya
Syukurlah
masih ada yang peduli dengan nasib para penderita bibir sumbing ini. Di antaranya
seperti Rumah Sakit Malahayati Banda Aceh, dan Smile Train Indonesia, sebuah badan
amal internasional yang konsen memberikan operasi bibir sumbing secara gratis
pada anak-anak dari keluarga kurang mampu, serta individu seperti Rahmad Maulizar.
Rahmad Maulizar, pemuda Aceh yang peduli dengan nasib anak bibir sumbing |
Siapa
Rahmad Maulizar? Mungkin tak banyak yang kenal dengan sosok satu ini. Pemuda
kelahiran Aceh tahun 1993 ini terlahir dengan bibir sumbing. Di masa kecilnya
ia tak begitu mengerti mengapa orang-orang sering mencemoohnya. Bahkan ia tak
memiliki teman sebaya, karena terlahir tak sempurna. Namun Rahmad tak begitu
peduli, karena orang tuanya selalu memberinya dukungan dan semangat.
Saat
beranjak remaja, barulah ia menyadari bahwa kondisinya sedikit berbeda-dengan
teman-temannya. Banyaknya ledekan dan perundungan yang diterimanya, membuat
Rahmad tumbuh menjadi remaja yang rendah diri. Namun itu hanya sesaat. Ia yang
dulunya tak suka berkelahi, mulai bersikap sedikit arogan agar orang-orang tak
selalu meledeknya. Setiap orang yang mengejeknya, akan ia balas dengan cara
mengatapelnya. Yup, semasa SMP dan SMA nya, Rahmad selalu membawa
katapel dan pasir kemana-mana, sebagai bentuk perlindungan dirinya dari ejekan
orang-orang. Karena sikapnya ini, Rahmad dikenal sebagai sosok yang suka
berkelahi.
Sebenarnya
di tahun 2004, orang tua Rahmad pernah membawa Rahmad untuk melakukan operasi perbaikan
pada bibirnya. Namun sayang, hasil operasi tak begitu memuaskan dan tak sesuai
dengan yang mereka harapkan. Rahmad sempat pasrah dengan kondisinya tersebut.
Ia pun berpikir bahwa ia akan selamanya berada dengan keadaan bibir sumbing.
Namun
pada tahun 2008, Rahmad kembali menemukan harapan untuk memperbaiki bibirnya.
Sebuah informasi yang dibacanya mengenai operasi bibir sumbing gratis di Banda
Aceh telah membangkitkan semangatnya lagi. Ia pun mulai melakukan operasi bibir
sumbing. Namun ternyata untuk memperbaiki bibir sumbing itu tak bisa dilakukan
dengan sekali operasi saja. Ada beberapa tahapan operasi yang harus dijalani
Rahmad. Dan akhirnya di tahun 2010, sumbing di bibir Rahmad berhasil diperbaiki
dan dihilangkan.
Tentunya
ini membuat Rahmad bahagia. Kondisi yang selama ini menjadi momok yang menganggu
kualitas hidupnya tersebut, akhirnya bisa dihilangkan. Rahmad pun bisa tersenyum
lebar dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Namun Rahmad tak ingin
tersenyum sendiri. Ia mengerti bagaimana rasanya terlahir dengan bibir sumbing.
Ia berkeinginan untuk membuat anak-anak yang terlahir dengan bibir sumbing bisa
tersenyum lebar juga seperti dirinya.
Rahmad bersama anak dan istrinya |
Kembali
ke kampung halamannya, Rahmad pun giat memberikan informasi mengenai operasi
bibir sumbing gratis ke warga sekitarnya. Untuk lebih meyakinkan lagi, tak
jarang ia pun menceritakan pengalamannya, dan bagaimana keadaan bibirnya
setelah dioperasi. Ia rajin mencari anak-anak bibir sumbing di Aceh, dan
mengajak orang tua si anak agar mau melakukan operasi bibir sumbing untuk anaknya,
mengingat banyak sekali dampak buruk yang akan dialami anak jika bibir sumbingnya
tak segera diperbaiki.
Tak
heran jika kemudian Rahmad diangkat menjadi tenaga sukarelawan atau pekerja
sosial Pemberi Senyum dan Harapan Hidup Baru Anak-Anak Sumbing di Aceh. Ia
bertugas untuk mencari dan memberikan pendampingan bagi penderita bibir sumbing
dan langit-langit. Semakin banyak orang yang bisa diajaknya, membuat Rahmad makin
semangat untuk mencari anak-anak bibir sumbing lainnya. Ia rela menempuh jarak
ratusan kilometer dan menyusuri jalan hingga ke pelosok daerah untuk menemukan
anak-anak bibir sumbing agar mau diperbaiki bibirnya.
Rahmad giat mendampingi dan mengajak keluarga dengan anak bibir sumbing untuk melakukan operasi |
Sejak
2010 hingga 2022, berarti selama 12 tahun, Rahmad sudah mengantarkan ribuan
anak dengan bibir sumbing ke meja operasi. Jika dicatat, ada sekitar 6 ribuan
tindakan operasi yang dilakukan dan diberikan secara gratis pada keluarga
kurang mampu tersebut. Semua dilakukan Rahmad dengan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan apapun. Ia yakin, jika menolong seseorang dengan ikhlas, maka selain
mendapatkan pahala, juga kebaikan itu akan berbalik ke diri sendiri
berkali-kali lipat.
Kebaikan
Itu Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards
Apa yang diyakini Rahmad ternyata benar adanya. Kebaikan yang dilakukannya dengan ikhlas ternyata dibalas dengan mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards, sebuah program yang digelar Grup Astra, sebagai bentuk apresiasi kepada anak bangsa yang telah berkontribusi dalam mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan, baik di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Apresiasi
ini diperoleh Rahmad pada tahun 2021 dalam gelaran 12th SATU
Indonesia Awards. Ia berdiri dengan para penerima apresiasi SATU Indonesia
Awards lainnya. Rahmad sendiri berhasil meraih apresiasi SATU Indonesia Awards
di tingkat nasional dalam kategori Kesehatan.
Tahun ini Astra kembali menggelar 14th SATU Indonesia Awards 2023, dengan mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”. Sejak program ini digelar, yakni tahun 2010, sudah terkumpul sekitar 565 penerima SATU Indonesia Awards, yang terdiri dari 87 penerima tingkat nasional, 478 penerima tingkat provinsi, 170 Kampung Berseri Astra, dan 1.060 Desa Sejahtera Astra.
Rahmad Maulizar raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 |
“Kalau
rezeki, yakinlah Tuhan sudah tentukan. Tidak usah terlalu dirisaukan. Kuncinya
adalah ikhlas saja jalani setiap kegiatan yang kita anggap baik dan bisa
bermanfaat bagi orang lain,” ucap Rahmad dikutip dari kompas.com.
Apa
yang dilakukan Rahmad telah membuka pintu harapan baru bagi keluarga dengan
anak bibir sumbing yang ada di Aceh. Mereka selalu menyambut kehadiran Rahmad
dengan suka cita, karena itu berarti bibir anak mereka yang sumbing akan segera
dioperasi dan diperbaiki. Mereka tak sabar menanti senyuman lebar tersungging
dari bibir buah hati mereka. Sama dengan apa yang diharapkan oleh Rahmad.
Bonus berupa apresiasi yang diberikan Astra semakin memecut semangat Rahmad untuk terus menebarkan kebaikan, khususnya di tanah kelahirannya, Aceh. Kekurangan yang dulu membuatnya tak percaya diri telah berubah menjadi sebuah kelebihan. Ia pun sekarang bisa tersenyum lebar, selebar senyuman anak bibir sumbing yang telah dibantunya.
Anak bibir sumbing yang dibantu Rahmad kini bisa tersenyum lebar |
Referensi:
Sumber data dan
gambar: E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023,
radioidola.com, kumparan.com, kompas.com, stikesmadani.ac.id, akun media sosial @rahmad_maulizar
0 comments