Pernah mendengar atau membaca tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)? Nah, pada artikel ini akan dijelaskan apa itu 1000 HPK, dan betapa pentingnya program ini bagi kehidupan. 1000 HPK merupakan waktu atau fase yang dihitung selama 1000 hari, mulai dari awal kehamilan atau usia kehamilan 0 bulan hingga bayi lahir dan berusia 2 tahun. Jika dikalkulasikan, maka 9 bulan (270 hari) selama kehamilan ditambah bayi berusia 2 tahun (730 hari).
1000 Hari Pertama Kehidupan bayi ini
disebut juga dengan Periode Emas (the windows of opportunity), karena pada masa
1000 hari tersebut terjadi proses pembentukan, perkembangan, hingga pertumbuhan
fisik dan otak pada anak. Pada periode ini, pertumbuhan sel otak anak berkembang
sangat pesat hingga 90%, melebihi periode-periode lainnya dalam kehidupan.
Itulah sebabnya 1000 HPK menjadi hal yang
sangat penting dan perlu diperhatikan oleh ibu serta didukung penuh oleh keluarga,
agar anak memiliki pondasi yang kuat untuk tumbuh maksimal. Periode 1000 HPK
menjadi kesempatan terbaik bagi ibu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Lalu
apa yang harus dilakukan selama kehamilan, dan bagaimana cara mengoptimalkan
1000 HPK tersebut? Berikut penjelasan.
Cara Mengoptimalkan 1000 HPK
Selama Masa Kehamilan
Konsumsi Makanan Bergizi
Mengonsumsi
makanan bergizi, dengan nutrisi seimbang sebenarnya disarankan untuk semua
usia. Karena tubuh butuh nutrisi yang tepat agar seluruh organ tubuh dapat
menjalankan tugas sesuai fungsinya. Apalagi untuk ibu hamil, yang harus
memberikan nutrisi untuk dirinya dan juga janinnya. Mengonsumsi makanan bernutrisi
seimbang dapat membantu dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di masing-masing
masa kehamilan, mulai dari trimester pertama, kedua, dan ketiga, tubuh butuh pemberian
nutrisi yang berbeda. Misalnya, pada trimester pertama, sebaiknya ibu
mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, vitamin D, zat besi, iodin, asam folat,
dan DHA.
Memasuki
trimester kedua dan ketiga pun begitu. Pemberian nutrisinya perlu diimbangi
dengan nutrisi lainnya, seperti protein, karbohidrat, serat pangan, dan lain
sebagainya. Namun karena kondisi tiap ibu dan janin itu berbeda-beda, tentunya
dibutuhkan penanganan dan pemberian nutrisi yang berbeda pula. Sehingga
sebaiknya selama kehamilan, ibu rutin melakukan konsultasi ke dokter atau
fasilitas kesehatan agar mendapatkan arahan yang tepat.
Hindari Stres
Jangankan ibu
hamil, orang yang tidak hamil pun sebisa mungkin untuk menghindari stres. Stres
yang dialami ibu hamil dapat berpengaruh pada perkembangan otak janin. Selain
itu, stres juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang tentunya berbahaya
bagi kesehatan ibu, dan bahkan berisiko bayi lahir prematur dengan berat badan
rendah.
Hindari Rokok dan Minuman Beralkohol
Merokok dan
mengonsumsi minuman berakohol bukanlah kebiasaan yang baik, dan disarankan
untuk dihindari oleh semua orang. Keduanya dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan.
Jika sebelumnya biasa merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, maka
sebaiknya selama masa kehamilan hindari mengonsumsi keduanya terlebih dulu. Hal
ini untuk meminimalisir terjadinya kecacatan pada bayi, hingga kemungkinan
keguguran dan bayi terlahir dalam kondisi meninggal.
Hindari Paparan Zat Berbahaya
Zat berbahaya di
sini maksudnya adalah asap kendaraan, asap rokok, polusi udara, hingga bahan makanan,
seperti buah dan sayur. yang terpapar pestisida. Usahakan agar terhindar dari paparan
zat-zat berbahaya ini, karena dapat membahayakan kesehatan janin, seperti bayi
lahir dengan berat badan rendah, perkembangan paru-paru yang tidak sempurna,
hingga risiko kematian.
Setelah Anak Lahir Hingga Berusia 2 Tahun
Berikan ASI Eksklusif
Setelah memberikan
perawatan terbaik selama masa kehamilan, maka perawatan selanjutnya yang diberikan
adalah setelah anak lahir, dengan memberikan ASI Eksklusif (hanya memberikan
ASI saja ya) hingga bayi berusia minimal 6 bulan. Di dalam ASI sudah terdapat
zat bernutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang hingga usianya mencapai
6 bulan. Ibu dapat mengoptimalkan kandungan ASI nya dengan rajin mengonsumsi
makanan bergizi seimbang selama masa menyusui.
For your
information, di dalam ASI terkandung zat antibodi yang berfungsi
melawan virus dan bakteri penyebab penyakit dalam tubuh bayi, sehingga dapat
mengurangi risiko bayi terserang berbagai penyakit tertentu. Kandungan nutrisi
pada ASI sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi, seperti menunjang pertumbuhan
dan perkembangan fisik, serta meningkatkan perkembangan sarafnya.
Berikan MPASI Bernutrisi
Memasuki usia 6
bulan, selain ASI, bayi mulai membutuhkan nutrisi tambahan lainnya, yang disebut
dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jadi, selain tetap memberikan ASI, ibu
lengkapi lagi kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan makanan tambahan yang
mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, lemak, dan mineral.
Karena masih belum
memiliki gigi yang lengkap dan sistem pencernaan yang sempurna, pemberian MPASI
pun mesti disuaikan dengan usia dan kondisi bayi. Saat bayi berusia 6 – 9 bulan,
berikan hanya makanan yang telah dilembutkan dan disaring. Memasuki usia 9 – 12
bulan, bayi mulai diberikan makanan yang dicincang, dengan frekuensi yang lebih
banyak lagi. Setelah itu, barulah bayi bisa diberikan makanan semi padat atau
padat sebanyak 3 hingga 4 kali sehari.
Sebagai catatan, fase
ini merupakan masa terbaik untuk mulai mengenalkan beragam makanan bergizi, dengan
berbagai rasa dan teksturnya pada bayi. Hindari untuk memberikan makanan yang hanya
disukai bayi dengan alasan apapun, seperti “yang penting bayinya makan”, agar
nantinya bayi tidak menjadi anak yang pemilih makanan (picky eater). Ibu
sebaiknya sabar dan telaten saat mengajarkan bayi agar mau makan makanan yang
beragam. Ini penting agar anak mendapatkan nutrisi yang lengkap dan seimbang.
Berikan Stimulasi yang Tepat
Stimulasi atau
rangsangan pun perlu diberikan pada bayi mulai di usia ini. Stimulasi yang
diberikan pun disesuaikan dengan kondisi dan usianya, misalnya saat belajar
duduk, berdiri, berjalan, berbicara, cara memegang sendok atau mainannya, mengunyah
makanan, makan sendiri, dan lain sebagainya.
Berikan Imunisasi Lengkap
Pemberian imunisasi
yang lengkap penting untuk melindungi bayi dari serangan berbagai penyakit
menular. Anak yang tidak imunisasi lebih rentan terkena penyakit. Ada beberapa
penyakit yang dapat menyebabkan risiko kecacatan pada bayi, dan bahkan
membahayakan nyawanya, seperti difteri, hepatitis, batuk rejan, campak, hingga
TBC. Penyakit-penyakit ini seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi.
Berikan Lingkungan yang Sehat dan Nyaman
Hidup di lingkungan
yang sehat dan nyaman sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Lingkungan
yang positif memberikan dampak yang positif juga, apalagi di usia 1000 HPK, di
mana anak senang memperhatikan segala hal yang ada di sekitarnya, dan
menirunya. Cara anak berbicara dan berperilaku sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Berikan Kasih Sayang, Perhatian, dan Rasa Aman
Terdengar sepele
dan tak penting ya, namun siapa sangka jika kasih sayang, perhatian, dan rasa
aman sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama di periode 1000 HPK
nya. Interaksi dan hubungan yang terjalin antara orangtua dan anak dapat
mempengaruhi perilakunya, seperti cara berkomunikasi, menunjukkan emosi,
berpikir dan memahami, serta caranya melihat dunia. Perilaku yang baik tak
hanya bermanfaat untuk anak dan orangtua, namun juga mempengaruhi hubungan anak
dengan orang lain nantinya.
Pentingnya Memeriksakan Kehamilan Secara Rutin
Agar perkembangan janin selama kehamilan
dapat terpantau dengan baik, serta orangtua dapat memberikan imunisasi pada
bayinya, hingga melakukan konsultasi terkait tumbuh kembang anaknya dengan
tenaga kesehatan, tentunya orangtua, terutama ibu harus rutin melakukan
pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Idealnya, ibu hamil perlu melakukan
kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kandungannya minimal 6 kali
selama 9 bulan. 2 kali pemeriksaan dilakukan di trimester 1, 1 kali di
trimester 2, dan 3 kali pemeriksaan di trimester 3. Pemeriksaan kehamilan ini
penting dilakukan untuk membantu memastikan kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya.
Pemerintah sendiri gencar menggelar
kampanye agar para ibu hamil rajin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan,
seperti posyandu, puskesmas, maupun rumah sakit. Hal ini dalam rangka mengurangi
angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil yang terbilang sangat tinggi di
Indonesia. Bahkan di tahun 2020, angka kematian ibu hamil di Indonesia berada
di peringkat keempat tertinggi di Asia Tenggara, yakni 173 per 100 ribu
kelahiran hidup.
Sayangnya, hingga saat ini minat ibu
untuk memeriksakan kehamilannya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya adalah kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya melakukan
pemeriksaan kehamilan, rendahnya perilaku atau kesadaran ibu untuk memantau kesehatan
kandungannya, kurangnya media informasi, dan minimnya akses fasilitas kesehatan
di tempat ibu tersebut tinggal.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
untuk mengatasi hal ini, misalnya dengan menggelar Gerakan Aksi Bumil Sehat.
Gerakan ini bertujuan untuk mewujudkan ibu hamil yang sehat dan berpengetahuan,
serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan, sebagai salah satu langkah
pencegahan angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil, serta pencegahan
stunting sejak sebelum bayi dilahirkan.
Makan Apel, Inovasi Alarm Persalinan di Desa Marajai
Tak hanya pemerintah, namun seluruh pihak
ternyata ikut bergerak dan berpartisipasi untuk membantu mengatasi permasalahan
tersebut. Salah satunya adalah Susilawati, Amd. Keb, salah seorang tenaga
kesehatan yang bertugas di UPT Puskesmas Uren, Kalimantan Selatan. Ia menciptakan
sebuah alat berupa alarm atau pengingat yang diperuntukkan bagi ibu hamil.
Inovasi tersebut ia beri nama Makan Apel atau Mari Nyalakan Alarm Persalinan.
Inovasi Makan Apel (Mari Nyalakan Alarm Persalinan) di Desa Marajai, yang didesain oleh Susilawati |
Minimnya kesadaran dan keterlibatan aktif ibu hamil dalam memantau perkembangan kehamilannya menjadi pemicu Sang Inovator, Susilawati untuk menghadirkan alat tersebut. Padahal perawatan rutin selama kehamilan itu sangat penting bagi kesehatan ibu dan janinnya. Selain itu, akses layanan kesehatan yang terbatas di Desa Marajai, Kalimantan Selatan, tempat Susilawati bertugas menjadi salah satu penyebab mengapa ibu-ibu di sana tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan.
"Masyarakat di sana masih banyak
yang belum bisa baca tulis. Waktu itu di sana juga belum ada jaringan. Jadi
untuk menyampaikan informasi, untuk mereka memeriksakan kehamilan sangat susah.
Jadi apabila alarm berbunyi, maka para ibu akan paham kalau waktu untuk periksa
kondisi kehamilan sudah tiba,” ucap Susilawati dikutip dari banjarmasin.tribunnews.com.
Susilawati jelaskan tentang pemakaian alat 'Makan Apel' pada ibu hamil di Desa Marajai |
Bidan dan para kader posyandu di Desa
Marajai kemudian mengembangkan inovasi Makan Apel dengan mengintegrasikan
teknologi alarm sebagai pengingat kunjungan selama masa kehamilan. Alat-alat
tersebut dipinjamkan oleh bidan kepada ibu-ibu hamil, sehingga para ibu bisa
diingatkan untuk berkunjung ke bidan tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Dengan begitu, ibu hamil di sana tak akan lupa dan tak melewatkan
kunjungan pemeriksaan kehamilannya.
Pada alat tersebut juga telah diatur pengingatnya
agar bisa disesuaikan dengan fase kehamilan masing-masing ibu hamil. Misalnya
dalam hal frekuensi, di mana semakin mendekati waktu persalinan, maka frekuensi
pengingat akan ditingkatkan dan disesuaikan. Dengan begitu, ibu hamil bisa mendapatkan
perawatan yang lebih intensif mendekati masa persalinannya, mengurangi risiko
komplikasi, serta memastikan keselamatan ibu dan bayi.
Ada 4 manfaat yang diharapkan dengan kehadiran
inovasi Makan Apel tersebut, yaitu dapat meningkatkan kunjungan jumlah ibu
hamil, menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi, memastikan ibu hami
mendapatkan perawatan intensif, dan sebagai pengingat yang membantu ibu hamil.
Inovasi 'Makan Apel', Alarm Persalinan mendapatkan apresiasi dari Pemda Balangan |
Kehadiran Alarm Persalinan “Makan Apel”
ini sedikit banyak telah membantu pemerintah daerah Balangan dalam memberikan layanan
kesehatan yang baik pada masyarakat terutama pada ibu hamil. Inovasi ini pun berhasil
meraih apresiasi dari Pemda Balangan, dengan diberikannya penghargaan sebagai Inovasi
Terbaik 1 dalam Lomba Inovasi Balangan (Bailang) 2021.
Di tahun 2023, Inovasi Makan Apel, Mari
Nyalakan Alarm Persalinan ini kembali mendapatkan penghargaan. Kali ini penghargaan
tersebut diberikan oleh Grup Astra melalui ajang Apresiasi SATU Indonesia
Awards 2023. Di sini Susilawati berhasil meraih penghargaan untuk kategori
individu di bidang Kesehatan.
SATU Indonesia Awards adalah salah satu
program yang digelar oleh Grup Astra sejak tahun 2010. Program ini bertujuan
untuk memberikan apresiasi kepada generasi muda, baik individu maupun kelompok,
yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan
masyarakat sekitarnya, baik di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan,
Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili kelima
bidang tersebut.
Semangat Astra untuk berkontribusi dalam
meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta, dan karya
terpadu untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia. Sebagai
bentuk komitmennya dalam membawa Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU
Indonesia). Semangat yang sama juga terpancar dari Susilawati dengan
komitmennya dalam memberikan layanan kesehatan terbaik dan penuh inovatif bagi
masyarakat.
Semoga semangat Susilawati bisa menular
pada yang lain, sehingga semua mampu berkarya, berperan aktif, dan memberikan
kontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, dan juga
menjaga kelestarian bumi, seperti Susilawati dengan inovasi ‘Makan Apel’ nya.
Referensi:
Sumber data dan gambar: E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia
Awards 2023, Canva, radarbanjarmasin.jawapos.com, sinarpagibaru.id, banjarmasin.tribunnews.com,
channel YouTube Inovasi Daerah Balangan, kemenkes.go.id, dan tanotofoundation.org.
0 comments