Pelestari Ikan Lokal di Perairan Tawar Yogyakarta

By Dewi Sulistiawaty - Oktober 27, 2024

 ikan lokal di perairan air tawar

Adakah yang tahu, berapa banyak jenis ikan air tawar yang ada di muka bumi ini? Berdasarkan data dari wwf.panda.org, terdapat sekitar 140 ribu spesies hewan yang hidup di perairan tawar, dan lebih dari 18 ribu di antaranya adalah spesies ikan. Jumlah ini merupakan setengah dari total spesies ikan yang ditemukan di dunia. Angka yang cukup menakjubkan, mengingat luas permukaan air tawar hanya 1 persen dari luas permukaan bumi. Bayangkan, bagaimana kayanya keanekaragaman hayati ikan air tawar tersebut.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas, mencapai 5,8 juta km2 atau setara dengan 2/3 dari luas wilayah Indonesia. Lebih dari 500 ribu km2 di antaranya merupakan perairan tawar, meliputi sungai, danau, rawa, lahan gambut, hingga waduk dan kolam. Perairan tawar ini menjadi habitat bagi berbagai jenis hewan, seperti ikan, katak, kadal air, buaya, kura-kura, belut, burung, cacing, dan banyak lagi jenis lainnya.

Ikan menjadi salah satu jenis hewan perairan yang banyak dicari, termasuk ikan air tawar. Selain untuk dikonsumsi dan memenuhi kebutuhan pangan, ikan air tawar juga dapat dijadikan sebagai peliharaan atau ikan hias. Namun sayangnya, populasi ikan air tawar, terutama ikan asli atau ikan lokal terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Beberapa jenis dari ikan air tawar tersebut bahkan mulai mengalami kepunahan, seperti Arwana, Baung, Belida, Bilih, Gabus, Lele Albino, Papuyu, Sidat, dan beberapa lainnya. Apa yang menyebabkan ikan air tawar ini menjadi punah dan langka?

 

PENYEBAB KEPUNAHAN IKAN AIR TAWAR

penyebab kepunahan ikan lokal air tawar


1.    Eksploitasi Ikan Secara Berlebihan

Penangkapan ikan air tawar yang dilakukan secara masif menjadi salah satu penyebab punahnya ikan air tawar. Banyaknya permintaan terhadap ikan air tawar menjadi alasan utama mengapa para penangkap ikan melakukan pengambilan ikan lebih banyak dari yang seharusnya. Hal ini akhirnya menyebabkan penurunan populasi, dan bahkan punahnya ikan air tawar, terutama jenis ikan yang paling banyak dan sering dieksploitasi.

2.  Rusaknya Habitat Air Tawar

Perairan menjadi rumah dan tempat berkembangbiaknya berbagai jenis ikan air tawar. Namun aktivitas pembangunan, seperti rumah, jembatan, bendungan, hingga pengambilan air secara berlebihan menyebabkan terganggunya ekosistem air tawar. Karena habitatnya yang rusak, ikan tidak mampu lagi berkembangbiak dengan baik, hingga akhirnya hilang dari perairan, dan bahkan mengalami kepunahan.

3.  Polusi di Perairan Tawar

Pembuangan limbah rumah tangga, limbah dari lahan pertanian, peternakan, hingga limbah industri menyebabkan air terkontaminasi dengan berbagai zat berbahaya. Pencemaran ini sangat berdampak pada kehidupan biota air, termasuk ikan. Ikan yang menelan zat berbahaya ini bisa sakit, cacat, bahkan mati.   

4.  Penangkapan Ikan Secara Liar

Penangkapan ikan secara liar menggunakan bahan peledak, racun atau bahan kimia, setrum, cantrang, dan metode berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem di perairan tawar. Tak hanya merusak habitat air tawar, penggunaan alat dan bahan yang dilarang tersebut juga dapat menyebabkan kematian organisme lain yang bukan menjadi target penangkapan.

5.  Perdagangan dan Ekspor Ikan Secara Ilegal

Walaupun sudah ada peraturan serta sanksi terhadap pelaku perdagangan dan ekspor ikan secara ilegal, namun aksi ini masih marak terjadi. Ini karena masih tingginya minat pasar, serta mahalnya harga ikan jenis tertentu, ditambah dengan masih kurangnya pengawasan dari instansi terkait, menyebabkan beberapa orang yang tak bertanggung jawab masih berani melakukan aktivitas yang melanggar hukum tersebut. Hal ini tentu saja dapat menguras stok ikan, merusak populasi ikan, dan mempengaruhi ekosistem perairan tawar. 

6.  Masuknya Spesies Ikan Non-Asli yang Invasif

Masuknya spesies ikan invasif ke dalam suatu ekosistem dapat berdampak negatif pada spesies ikan asli yang hidup di habitat tersebut. Ikan invasif bisa saja membawa penyakit yang tidak ada di ekosistem yang baru, berebut makanan dan habitat dengan ikan asli, bahkan dapat memangsa ikan asli yang hidup di sana.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan invasif masuk ke suatu ekosistem yang bukan merupakan habitat aslinya, di antaranya adalah pelepasan ikan secara sembarangan, tidak sengaja terbawa arus air ke perairan baru, atau sengaja dipindahkan untuk tujuan tertentu. Dengan masuknya ikan invasif ke dalam suatu ekosistem yang baru, dapat mengubah habitat di perairan tersebut secara permanen, dan bahkan dapat memusnahkan spesies aslinya.       

7.   Kurangnya Pengawasan

Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah terus berusaha untuk menghentikan aktivitas perikanan ilegal di perairan laut Indonesia, karena aktivitas tersebut dinilai telah merugikan negara, dan dapat menurunkan populasi ikan yang ada di perairan. Namun, pengawasan seperti itu belum dilakukan terhadap ikan yang ada di perairan tawar.

Jika penangkapan dan perburuan ikan di perairan tawar terus dilakukan tanpa adanya pengawasan dan perlindungan dari instansi terkait, maka lambat laun berbagai jenis ikan yang hidup di perairan tersebut akan mengalami kepunahan.

Selain berfungsi sebagai sumber mata pencaharian masyarakat lokal dan menjadi sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh tubuh, keberadaan ikan air tawar juga berguna untuk menjaga stabilitas ekosistem perairan, serta menjadi sumber plasma nutfah. Berdasarkan data dari Komisi Plasma Nutfah Indonesia, perairan tawar yang ada di Indonesia mengandung plasma nutfah ikan yang jenisnya sangat banyak. Bahkan jumlahnya mencapai 25 persen dari seluruh jumlah ikan yang ada di dunia.

Untuk itulah kita perlu menjaga, melestarikan, dan melindungi ikan air tawar, terutama spesies ikan air tawar yang mulai punah, agar ekosistem yang sehat dan keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tetap terjaga. Kepedulian masyarakat terhadap ekosistem perairan tawar pun mesti dipupuk sejak dini. Namun begitu, tak begitu banyak orang yang peduli dan berkeinginan untuk menjaga dan melestarikan ikan jenis air tawar ini.  

 

BERAWAL DARI BISNIS IKAN HIAS

Suryanto, pelestari ikan lokal air tawar
Suryanto, berawal dari bisnis ikan hias

Syukurnya, masih ada pemuda yang peduli terhadap kelestarian ikan lokal yang ada di perairan tawar Indonesia. Pemuda tersebut bernama Suryanto. Pria yang tahun ini genap berusia 33 tahun tersebut rajin melakukan pembudidayaan berbagai jenis ikan air tawar, terutama ikan lokal. Tak hanya itu, Suryanto pun rutin mengedukasi masyarakat yang tinggal di sekitar rumahnya mengenai pentingnya menjaga kelestarian sungai, salah satu perairan tawar yang banyak ditemui di wilayah tersebut.

Suryanto sendiri tinggal dan besar di daerah Pedukuhan Carikan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lingkungan tempat tinggalnya ini di kelilingi beberapa anak sungai, mulai dari sungai kecil hingga yang berukuran besar. Tak heran jika kehidupan pemuda ini begitu lekat dengan ikan air tawar dan habitatnya.

Kecintaan Suryanto terhadap ikan menjadikannya hobi memelihara ikan, terutama ikan hias. Pengetahuannya tentang ikan diperolehnya secara otodidak dan berdasarkan pengalamannya selama memelihara ikan. Di tahun 2010, pemuda yang sehari-harinya bekerja di bank milik pemerintah ini mulai membudidayakan ikan hiasnya. Setelah ikan tersebut berkembang, ia lalu menjualnya. Saat itu, usahanya ini ia jadikan sebagai bisnis sampingan saja.

Dalam perjalanannya berdagang ikan hias, Suryanto kemudian mengetahui sebuah fakta yang ia dapatkan dari para pelanggannya, bahwa banyak di antara mereka yang telah membeli ikan hias dari Suryanto, namun tak sanggup memelihara dan mengembangbiakkan ikan tersebut.    

Sejak itu Suryanto mulai membagikan pengetahuannya kepada siapa pun yang datang. Ia tak segan untuk menjelaskan bagaimana cara merawat ikan yang dibeli pelanggannya agar tetap sehat, serta bagaimana cara mengobatinya jika sakit. Dengan begitu, setiap pembeli tidak hanya sekedar membeli ikan saja, namun juga tahu cara merawat dan membudidayakan ikan tersebut.

Tak hanya pembeli yang senang karena mendapatkan pengetahuan tentang ikan dari Suryanto, namun Suryanto sendiri mengaku juga gembira bisa membagikan ilmu budidaya ikan yang diketahuinya. Apalagi saat tahu ketika ikan yang dibeli pelanggannya bisa hidup dan berkembang dengan baik.

Bisnis ikan hias suryanto
Suryanto berbisnis ikan hias sambil mengedukasi pembeli yang datang

Seiring berjalannya waktu, koleksi ikan hias milik Suryanto terus bertambah. Jenisnya pun mulai beragam disesuaikan dengan tren saat itu. Dari yang awalnya hanya satu akuarium dan satu kolam, Suryanto berhasil mengembangkan berbagai jenis ikan hias dan menambah fasilitas akuarium dan kolamnya. Ia pun lalu mulai menekuni bisnisnya ini dengan serius.

Namun dunia bisnis tak selalu berjalan mulus sesuai yang diharapkan. Niat baik Suryanto membagikan ilmunya kepada setiap pembeli yang datang tak begitu disukai oleh beberapa temannya sesama padagang ikan hias. Mereka menjauhi Suryanto karena cara berjualannya yang mereka anggap tak menguntungkan bagi para pedagang. Walau sedih, Suryanto tetap menjalankan bisnis ikan hiasnya sambil mengedukasi pelanggannya.

Namun situasi berbalik beberapa tahun kemudian. Rekannya sesama pedagang ikan hias mulai tertarik dan meniru pendekatan bisnis yang dilakukan Suryanto. Mereka akhirnya ikut berjualan ikan hias sambil mengedukasi para pembeli.

 

SFF EDU, EDUKASI IKAN UNTUK KELESTARIAN LINGKUNGAN

Sukses dengan bisnis ikan hiasnya sambil memberikan edukasi, membuat semangat Suryanto makin bertambah. Di tahun 2015 ia memberanikan diri menginisiasi sebuah wahana edukasi yang diberi nama Surya Fish Farm Education (SFF Edu), yang bertempat di kediamannya di Pedukuhan Carikan. 

Dalam perjalanannya mengembangkan bisnis SFF Edu, Suryanto yang pada dasarnya memang menyukai alam dan tertarik dengan pelestarian lingkungan mulai bergabung dengan berbagai komunitas peduli lingkungan, di antaranya Komunitas Wild Water Indonesia dan Kelompok Masyarakat Pengawas Pelestari Alam dan Satwa (Pokmaswas Padas).

Dari komunitas tersebut Suryanto banyak belajar, dan lantas menyadari bagaimana kondisi perairan di wilayahnya yang ternyata sudah berbeda dari yang dulu. Dulu banyak ikan lokal yang ia temui di sungai dekat rumahnya. Namun sekarang tidak ada lagi ikan asli di sana, yang nampak hanya ikan budidaya yang bukan merupakan ikan asli dari perairan tersebut. 

Menurunnya populasi ikan asli di perairan tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran air sungai, banyaknya ikan invasif, serta maraknya aktivitas penangkapan ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan di wilayah tersebut. Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Suryanto tergerak untuk memberikan edukasi pada masyarakat sekitar.

pencemaran air sungai menyebabkan kerusakan ekosistem sungai
Pencemaran sungai telah menyebabkan kerusakan ekosistem di perairan tersebut

Kesempatan itu akhirnya datang saat di kampungnya sering terjadi peristiwa kemalingan. Suryanto pun berinisiatif untuk mengaktifkan kembali kegiatan ronda, yang disambut baik oleh warga dan kepala dukuh setempat. Lewat kegiatan ronda tersebut Suryanto kemudian menyelipkan edukasi untuk melestarikan ikan lokal dan habitat sungai yang ada di wilayah mereka.

Jalan untuk mengedukasi masyarakat semakin terbuka lebar saat ia didapuk menjadi admin di grup chatting ronda. Ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih intens lagi mengedukasi dan mengajak warga untuk menghentikan kegiatan penangkapan ikan dengan cara setrum yang dapat merusak ekosistem sungai.

Gayung bersambut, warga mulai mendengarkan perkataan Suryanto, dan secara perlahan mereka menghentikan kegiatan penangkapan ikan yang membahayakan lingkungan tersebut. Mereka bahkan bersama-sama membuat papan peringatan berisi larangan pengambilan ikan menggunakan alat setrum dan racun ikan, serta secara rutin mereka melakukan bersih-bersih sungai.

SFF yang awalnya hanya membudidayakan ikan hias, akhirnya mulai membudidayakan ikan lokal juga. Walaupun beberapa ikan lokal yang dibudidayakannya belum termasuk kategori punah, namun menurut Suryanto ikan tersebut harus dijaga dan dilestarikan karena keberadaannya mulai menyusut di perairan. Hingga kini, selain ikan hias, di SFF pun mulai dikembangkan teknologi pembenihan dan pembesaran beberapa jenis ikan lokal yang ada wilayah tersebut.

SFF Edu Suryanto mulai membudidayakan ikan lokal
Suryanto mulai membudidayakan ikan lokal yang ada di perairan tawar daerah Yogyakarta

Jika sebelumnya SFF Edu hanya fokus mengedukasi tentang ikan hias pada orang dewasa, akhirnya mulai memperluas edukasinya pada anak-anak juga dengan membuka sarana pendidikan dan pameran ikan lokal yang terdapat di wilayah tersebut, di antaranya ada ikan wader pari, wader cangkul, wader abang, hingga ikan cupang jenis lokal. SFF Edu hadir dan dikenal dengan slogannya “Edukasi Ikan untuk Kelestarian Lingkungan”.

SFF Edu Suryanto mengedukasi ikan pada anak-anak
Suryanto berikan edukasi tentang ikan pada anak-anak yang datang berkunjung ke SFF Edu

Berbeda dengan ikan hias, untuk ikan lokal yang ada di SFF Edu tidak dijual dan hanya khusus untuk edukasi saja. Jadi pengunjung yang datang ke SFF bisa mengidentifikasi jenis ikan lokal dan jenis ikan invasif, cara menangkap dan membudidayakan ikan yang benar, cara melepasliarkannya agar tak sampai mengganggu habitat asli yang ada di perairan tersebut, belajar mengenai ekosistem perairan, pohon pelestari mata air, hingga pentingnya menjaga kebersihan lingkungan perairan.

“Mengenalkan ikan pada anak usia dini merupakan salah satu cara untuk mendidik mereka agar memiliki jiwa yang peduli lingkungan, cinta terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan, baik itu hewan maupun tumbuhan, serta cinta akan kebersihan lingkungan,” ungkap Suryanto dikutip dari kulonprogokab.go.id.

mengajarkan anak-anak cara melepasliarkan ikan lokal di perairan
Suryanto mengajarkan pada anak-anak cara yang benar melepasliarkan
ikan lokal ke perairan
 

Melestarikan ikan lokal sama saja dengan menjaga ekosistem dan habitat asli yang terdapat di wilayah perairan. Keberadaan ikan lokal juga dapat menjadi indikator kelestarian dan kebersihan suatu wilayah perairan. Walaupun kandungan proteinnya tidak setinggi ikan laut, namun ikan air tawar lokal memiliki nilai ekonomis sebagai sumber pangan bagi masyarakat. 

 

PENGHARGAAN DAN APRESIASI UNTUK SANG PELESTARI IKAN AIR TAWAR LOKAL

Apa yang dilakukan Suryanto mendapat dukungan dari berbagai pihak. Suryanto menjadi pelestari dan penyelamat ikan air tawar lokal, yang keberadaannya mulai berkurang di wilayah Lendah, Yogyakarta. Kontribusi positif Suryanto di bidang lingkungan, serta menjaga kelestarian ikan lokal di perairan tawar tersebut mendapatkan penghargaan dan juga apresiasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, organisasi pelestari lingkungan, serta masyarakat, terutama warga yang tinggal di daerah Lendah, Yogyakarta.

Suryanto mendapatkan penghargaan kalpataru dari pemda DI Yogyakarta
Suryanto mendapatkan penghargaan atas dedikasinya terhadap kelestarian lingkungan

Atas dedikasinya, Suryanto mendapatkan penghargaan berupa Penerima Kalpataru Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2021 untuk Kategori Perintis Lingkungan. Penghargaan lain juga berhasil diraih Suryanto. Di tahun 2023 ia mendapatkan penghargaan berupa Apresiasi SATU Indonesia Awards dari Grup Astra untuk kategori Lingkungan.

Kontribusi Suryanto dalam melestarikan ikan lokal di perairan tawar, patut mendapatkan dukungan, serta menurut pihak Astra, Suryanto berhak mendapatkan pembinaan agar usaha SFF Edu yang didirikannya bisa berkembang, sehingga ia bisa terus berjuang untuk melestarikan lingkungan.

Suryanto mendapat penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023
Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023

Untuk diketahui, Apresiasi SATU Indonesia Awards ini sudah digelar oleh Astra sejak tahun 2010, dengan tujuan mendukung para generasi muda yang telah berkontribusi dalam menciptakan kehidupan berkelanjutan, baik di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut.

Semangat Suryanto dalam menjaga kelestarian ikan lokal di perairan tawar sejalan dengan Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia), untuk dapat berperan aktif dan berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, melalui karsa, cipta, dan karya terpadu, baik dalam bentuk produk maupun layanan karya anak bangsa, Insan Astra yang unggul, serta kontribusi sosial yang berkelanjutan, dengan tujuan dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Jejak dan semangat yang dimiliki Suryanto diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas, terutama para generasi muda untuk ikut bersama menjaga kelestarian lingkungan, khususnya kelestarian ikan lokal yang populasinya mulai menurun. Menjaga lingkungan itu bisa di mulai dari hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Hal baik yang kita lakukan, tak hanya membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, namun juga bagi diri kita sendiri.

 

Referensi:

Sumber data dan gambar: E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, Canva, wwf.panda.org, freshwaterfish.org, mongabay.co.id, big.go.id, nastionalgeographic.com, lautsehat.id, cnnindonesia.com, econusa.id, radioidola.com, agroindonesia.co.id, dlh.kulonprogokab.go.id, radarjogja.jawapos.com, wiradesa.co, jogja.suara.com, betahita.id, darilaut.id    

  • Share:

You Might Also Like

0 comments